Jumat, 29 November 2024

PENCERAMAH "TIDAK TAHU DIRI"

Bismillah, alhamdulillah wasshalatu wassalamu ala nabiyyil musthafa....

Judul tulisan gw hari ini kayanya sadis banget ya, hehe. anggap aja lah click bait, biar lu pengen baca tulisan gw ini, hahahaha.

Sebenernya ada sebab kenapa gw bikin tulisan ini terus gw kasih judul kaya gitu. sebabnya adalah ceritanya hari ini gw shalat jum'at di sebuah masjid. awalnya si gw gak curiga apa-apa ama penceramah yang naik mimbar hari ini, dia sampaikan khutbah sebagaimana biasanya, dia tunaikan semua rukun khutbah, dia sampaikan nasihat kepada para jama'ah, lurus-lurus bae dah pokoknya. naaahhhh kemudian....

Perasaan gw mulai gak nyaman ketika penceramah ini jadi imam shalat jumatnya juga, khususnya pas dia mulai baca basmalah di surat Al Fatihahnya. dia baca kek orang kumur-kumur, makhraj dan shifat hurufnya gak jelas, ahkam tajwidnya apalagi, ditambah settingan sound sistemnya amburadul, echo-nya aur-auran, makin bikin bacaan si penceramah kacau balau. gw simak dengan seksama bacaan surat Al Fatihahnya, huruf demi huruf gw simak, alhamdulillah masih aman lah, meski banyak banget lahn khafiy-nya.tapi seenggaknya bacaan dia selamat dari lahn jaliy. yang artinya shalat gw gak batal. karena tidak sah shalat seorang makmum yang sudah betul bacaan Al Qur'annya kalo bermakmum kepada imam yang bacaan Al Qur'annya rusak. dan patokan bacaan imam itu rusak atau tidak adalah ketika si imam melakukan kesalahan yang jelas/besar atau dalam ilmu tajwid disebut dengan istilah lahn Jaliy. dan hukum ini berlaku ketika yang rusak adalah bacaannya ada pada surat Al Fatihah, karena Al fatihah masuk kepada rukun shalat. ketika si imam rusak bacaan al fatihahnya, maka kondisi makmum ada dua keadaan, makmum yang rusak juga bacaan Al Qur'annya maka makmum ini sah shalatnya, sedangkan apabila si makmum sudah bagus bacaan Al Qur'annya maka makmum ini tidak sah shalatnya alias batal alias harus shalat ulang. kan repot!.

Nah lanjut ke cerita si penceramah tadi, setelah baca Al Fatihah dia baca surat donk, nah di sini lah yang seharusnya tidak terjadi telah terjadi, si imam baca surat dengan bacaan yang lebih hancur dari al fatihahnya, banyak dia lakukan lahn jaliy, yang mad dia baca 1 harakat, yang 1 harakat dia baca mad. tapi berhubung ini ada pada bacaan surat selain al fatihah, maka shalat gw tetap sah wallahu a'lam.

Gw pribadi nyebut ustadz model begini dengan sebutan PENCERAMAH TIDAK TAHU DIRI, karena dia telah mengambil tempat yang dia tidak punya hak padanya. jika dia bukan dai yang mengajarkan manusia ilmu agama, ya gw si bodo amat ama bacaannya, urusan dia sama Allah itu. tapi ketika dia mengajarkan manusia ilmu agama dengan kondisi dia sendiri tidak bisa membaca Al Quran dengan benar, maka dia jelas akan membuat manusia lain terjatuh pada kesalahan yang sama dengan dia bahkan lebih parah, manusia akan menganggap bacaan Al Qur'an dia sebagai bacaan yang benar. padahal Al Qur'an tidak bisa dibaca sembarangan, Al Quran diturunkan kepada Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasalam bukan dalam bentuk makna saja, tapi dalam bentuk lafadz yang ditentukan cara membacanya, yang para ulama kemudian menyebut ilmu cara membaca lafadz Al Qur'an ini dengan sebutan Tajwid

Di zaman dahulu, di zaman kekhilafahan Islam, orang yang menjadi Imam suatu masjid itu ditentukan oleh khalifah, bukan sembarangan orang bisa maju jadi imam seenak jidatnya, seorang yang akan jadi imam masjid harus memenuhi kriteria tertentu, misal untuk seseorang itu bisa dianggap sebagai seorang qari, maka setidaknya dia harus menguasai 1 qiraah di antara qiraah sab'ah atau asyarah, selain bacaan di harus fasih dan mutqin, dia pun harus menguasai betul-betul ushul dan furunya, dia kuasai semua thariq atau jalur periwayatan yang ada pada qiraah tersebut. imam saja ditunjuk negara apalagi dai dan penceramah, atau bahkan seorang qadhi yang memberi keputusan hukum untuk masyarakat, tentu lebih ketat lagi. tapi di kita, siapa ge bisa jadi sutad, pelihara jenggot, pake peci terus bilang ke orang-orang bisa bahasa semut kek Nabi Sulaiman dah auto jadi orang suci. wkwkwkkwkwwkwk.


Depok,

Salman Alfarisi, S.Pd.I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar