Sabtu, 07 Februari 2015

IMHO #1

[IMHO : In My Humble Opinion]
Dari informasi yang saya dapat, Dinas Pendidikan di Kabupaten saya memutuskan bahwa K 2013 akan dihentikan dan digantikan kembali dengan KTSP 2006.
Sebenarnya ada hal yang sangat saya tidak suka dari Implementasi KTSP 2006,
Yaitu Nilai KKM yang tinggi.
Yang ada saat ini adalah setiap sekolah berlomba untuk meninggikan Nilai KKM di sekolahnya masing-masing, hal ini dilakukan untuk mengejar pamor sekolah berkualitas (FYI : yang ada saat ini adalah semakin tinggi nilai KKM berarti semakin berkualitas sekolah tersebut).
Yang pada akhirnya fenomena ini akan menimbulkan efek Nilai Rapor 'Karbitan', guru bukan lagi memikirkan ketuntasan belajar siswa di kelas, akan tetapi guru disibukan dengan bagaimana caranya menaikan nilai rapor siswanya yang berada di bawah KKM.

Teorinya adalah : Siswa belajar, kemudian kemampuan siswa di evaluasi melalui ujian (Ulangan Harian misalnya), jika nilai di atas KKM, maka siswa melanjutkan Materi Pelajaran atau Pengayaan, namun jika di bawah KKM, maka siswa Remedial, ini dinamakan Mastery Learning, a.k.a Pembelajaran Tuntas.
Realitanya adalah : kebanyakan sekolah tidak mampu dengan KKM yang tinggi tersebut, namun karena tuntutan kondisi di atas, akhirnya guru pun membohongi diri mereka sendiri, mereka membuat KKM 'Palsu' dengan menentukan Nilai Intake, Daya Dukung Sekolah dan Kompleksitas suatu Materi tidak sesuai dengan Realita yang ada di sekolah mereka. sehingga munculah KKM yang seragam, misalnya 75 untuk semua mata pelajaran. Padahal bagi kebanyakan siswa mendapat nilai ulangan 75 untuk semua pelajaran itu adalah hal yang berat. sehingga untuk mensiasati siswa yang 'bermasalah' dengan nilai di bawah KKM ini guru akan mengkatrol nilai siswa agar sampai KKM. dan mirisnya kebanyakan guru bahkan tidak memahami teori Mastery Learning di atas (Lantas bagaimana guru seperti ini bisa Lulus ketika kuliah dulu ???)
Saya yakin bahwa realita yang saya dapati di atas tidak menimpa semua sekolah dan semua guru yang ada, dan saya yakin masih ada sekolah dan guru yang memiliki Idealisme tinggi terhadap kualitas pendidikan kita.
Saya ingat sekali ketika sekolah SMA dulu, saya ingat betapa beratnya Mastery Learning ini untuk siswa, namun akan meninggalkan kesan dan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa tersebut. ketika kelas 3 saya pernah sampai remidial 5 x untuk pelajaran Biologi dan 3 x untuk pelajaran Kimia, guru saya rela menunggu kami stand by di kelas sampai sore untuk melakukan remedial di pelajaran mereka, dari situ saya memahami arti kerja keras untuk lulus dalam proses belajar, dan saya tahu jika saya bekerja keras saat belajar, tentu saja saya tidak akan bekerja keras ketika remedial.
Apa yang saya sampaikan disini adalah realita, sekali lagi meskipun tidak semua sekolah dan guru berbuat demikian, tapi kebanyakan dari mereka berbuat demikian.
Bukankah Kesalahan yang dibiarkan, dilakukan terus menerus dan disampaikan secara terus menerus akan menjadi Kebenaran ???

Bogor
Salman Alfarisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar